Sabtu, 24 Oktober 2009

Surat Khothob kepada Anaknya

Ditulis untuk anaknya yang bernama Sholeh, ketika usianya belum genap tiga bulan. Ditulis di daerah Dar-Gho Cechnya.

“Nasehat Komandan untuk putranya: surat dari medan tempur Cechnya.”

Sesungguhnya sejarah Islam tidak akan menggoreskan tintanya kecuali untuk para lelaki yang berlaku jujur kepada Alloh dan kepada siapa saja yang menyertainya; yang mempraktekkan kata-katanya, dan maju di barisan tempur paling depan.

Percayalah, Sholih, dulu para penyembah dirham, dunia, dan penyembah barat, menyibukkanku dengan profesi dan gaji, dan pahala di sisi Alloh adalah lebih baik dari semua ini. Maka habislah satu generasi dan generasi berikutnya hanya dengan kehidupan rutinitas yang mematikan, tak jauh berbeda dengan kehidupan binatang. Kita bangun pagi hari, sarapan, kemudian pergi ke tempat kerja, setelah itu makan siang, kemudian pulang ke rumah, kemudian makan malam, dan kemudian tidur.Tidak ada tujuan dalam hidup.

Sholih, percayalah padaku, sejauh mana seseorang tekad dan tujuan dalam hidupnya maka sejauh itu pulalah ia diberi rezeki dan taufik. Sedangkan permasalahan-permasalahan hidup tidak akan pernah habis, ia hanya berkutat pada masalah pekerjaan, kendaraan, istri, anak, dan tempat tinggal. Setiap kali engkau berhasil pecahkan satu masalah, datang masalah lain. Engkau pecahkan sepuluh masalah, datang dua puluh masalah. Padahal umur semakin habis, sementara masalah tidak habis-habis.

Dunia Islam hari ini, memiliki berbagai tipe masyarakat, ada yang ulama, pencari ilmu, usahawan, insinyur, pegawai masjidil haram, dan orang-orang yang hidup pas-pasan dan terkekang: yaitu para tentara tauhid dan jihad sebagai ajaran tertinggi Islam.

Telah tiba waktu untuk berjihad, bangsa kafir datang dan tidak ada kata lain selain pedang. Sungguh, Alloh telah memberikan anugerah kepada umat Islam di zaman sekarang dengan dibukanya jihad, saya tidak katakan di zaman Rosululloh dan para shahabatnya. Kalau tidak percaya, lihatlah bagaimana mungkin bangsa termiskin di dunia mampu menyerang Uni Soviet, bangsa termiskin berani masuk melancarkan serangan ke jantung Rusia dan di Rusia. Kalau bukan karena aku hidup langsung denganbangsa-bangsa semacam ini, aku tidak percaya ini bisa terjadi.

Percaya padaku, wahai Sholih, kematian adalah seni yang bisa diatur, hanya saja ilmunya ada di sisi Alloh mengenai di mana dan kapan kematian itu terjadi. Kejarlah kematian, niscaya engkau akan raih kehidupan. Yakin dan berbaik sangkalah kepada Alloh. Memang kita hari ini mengaku beriman kepada Alloh, tetapi kita masih meragukan datangnya pertolongan dari Alloh untuk kita. Kita berprasangka yang bukan-bukan, kita tergentarkan oleh pesawat dan tank-tank musuh-musuh Alloh ketika perang Teluk. Perang Teluk telah meluluh lantakkan apa saja yang dimiliki kaum muslimin. Tapi setelah keyakinan diri kepada Alloh kembali ke dalam diri kaum muslimin pasca kekalahan Uni Soviet oleh Afghanistan, terhinakanlah kekuatan barat dan timur di hadapan kekuatan iman kepada Alloh.

Lalu datanglah bangsa barat ke negeri Islam, untuk menggelar pentas yang membuat umat Muhammad ketakutan. Padahal Saddam sendiri belum mampus, ia menjelma menjadi manusia buas yang menakut-nakuti kaum muslimin dengan perang ini, kaum muslimin harus diperas hartanya dan menanggung hutang bertumpuk-tumpuk lantaran perang yang memakan waktu satu tahun ini, dengan perahan yang betul-betul habis.

Sholeh! Engkau akan mati sendirian, tinggal di kubur sendirian, dan akan dibangkitkan sendirian. Padahal jalan yang harus ditempuh begitu panjang, sedangkan bekal kita sedikit. Maka, berbekallah dengan takwa dan jihad di jalan Alloh, sebab jihad adalah kemuliaan di dunia dan akhirat.

Buah hatiku! Kamu sekarang memang masih kecil, tetapi kami telah merintis jalan buatmu dan manusia-manusia seusiamu sekarang, kami menyiapkan dan memberikan pelajaran kepada kalian. Apa yang tidak bisa diberikan kakek-kakek kalian kepada kami, maka tinggalah harapan umat ini ditumpukan kepada generasi kalian. Ketika kami nanti sudah tua, harapan kami hanya kepada Alloh, setelah itu kepada kalian.

Sayangku dan permata hatiku…

Pemuda hari ini menjadi budak syetan, berupa televisi, sepak bola, rekreasi, dan mobil. Hindarilah mati karena kecelakaan atau tabrakan. Mintalah khusnul khotimah kepada Alloh; mati syahid. Dengan ini engkau akan dikumpulkan bersama sang Nabi tercinta dan terpilih, Muhammad SAW, dan para shahabatnya. Mereka berada di derajat para nabi, kemudian shiddiiqiin (orang-orang yang imannya kuat), kemudian para syuhada.

Wahai penyejuk mataku…

Pujilah Alloh, karena engkau dilahirkan di bumi peperangan, desa kaum ibumu dihancurkan, mereka membela agama dan kehormatan mereka sampai titik penghabisan. Separo dari mereka keluar berperang bersama ayahmu melancarkan pembalasan, dan separo lagi harus mengenyam pahitnya penjara dan mati terkubur di bawah tanah, mereka syuhada…Insya Alloh. Merekalah yang pertama kali memproklamirkan syariat Islam di Dagestan, sebuah negeri para budak, pemerintahan atheis dan kafir di Kar Makhi.

Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu, ketika mereka dikepung kekuatan militer dzalim dari empat penjuru dan desa-desa mereka dibombardir, maka kami berdiri bersama tentara tauhid untuk membela diri, dan pecahlah pertempuran-pertempuran yang belum pernah kusaksikan, ketika itu dihinakanlah bangsa zalim dan atheis. Ketika kamu masih dalam perut ibumu, pesawat-pesawat membumi hanguskan bumi dan manusia yang ada di atasnya, yaitu di bumi Cechnya. Pujilah Alloh, karena engkau sudah mendengar suara peluru dan rudal ketika engkau masih di perut ibumu. Ibumu sendiri harus lari dari satu tempat ke tempat lain.

Anakku yang mulia…

Jangan mimpi untuk hidup senang, lezat, dan damai-damai saja. Karena dunia kafir akan mengejar di belakangmu. Demi dosa ayahmu, pilihlah untuk dirimu kehidupan izzah (harga diri) dan kemuliaan, sebelum engkau dijebloskan di penjara kafir. Sebab teman-teman ayahmu telah diperlakukan seperti itu, sedangkan engkau tidak jauh berbeda dengan mereka, dan aku tidak lebih baik daripada teman-teman ayahmu. Ambillah keputusan hidup yang tegas lalu teguhlah di atasnya, percayalah kepada taufik Alloh, jangan dengar katanya-katanya, dan pertanyaan yang masih kira-kira.

Hendaknya engkau mencari ilmu dan menghafal kitab Alloh ketika masih kecil, setelah itu ber-I‘dad dan berjihad di jalan Alloh.

Anakku, aku tidak tahu apakah kita nanti akan bersama-sama dalam medan pertempuran, engkau jadi komandanku dan aku prajuritmu yang memberi minum pasukan lain yang haus serta mengobati yang terluka. Atau barangkali, engkau akan sendirian sementara aku sudah terkubur di bawah tanah, maka inilah nasehat seorang prajurit untuk komandannya: Jadilah sedekah jariyah (yang terus mengalir pahalanya) buat ayahmu dan anak sholeh yang mendoakanku, wahai Sholeh. Sebab tidak ada lagi setelah mati bagi seorang hamba selain itu, sebagaimana disabdakan oleh manusia pilihan, Muhammad SAW.

Ini saja, tak lupa aku memohon kepada robb semua manusia, agar menjagamu untuk menjadi orang yang berkhidmad buat agama ini di manapun kamu berada, memberikan anugerah agungnya kepadamu, tidak memberi kesempatan musuh-musuh Alloh untuk menangkapmu, tidak melebihkan keutamaan dan pemberian orang lain di atas yang diberikan kepadamu, dan memberimu rezeki berupa kesyahidan di jalan-Nya, sehingga engkau bisa memberi syafaat buat ayahmu, ibumu, dan orang-orang miskin.

Semoga Alloh membekalimu dengan ilmu dan kekuatan untuk menghadapi orang-orang kafir. Allohu Akbar!

Ayahmu, Khothob.

sumber: alqoidun.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar