Kami kaget sekali begitu melihat ada benjolan di leher bawah telinga Azza. Kemudian kami pergi kerumah sakit Bunda Margonda untuk memeriksakan azza. Biasanya kami pergi kedokter anak Rianita praktek pagi tapi karna salah satu hal, jadi kami kedokter anak yang praktek sore. Setelah diperiksa ternyata benjolannya juga ada di sela-selah paha, dan dokter menduga ini adalah penyakit TBC karna melihat berat badan azza yang hanya 10 kg (usia 17 Bulan). Perasaan khawatir kami sebagai orang tua merupakan hal yang wajar karna taku anaknya benar memiliki penyakit TBC. Tapi kami gak yakin itu adalah TBC karna azza sangat aktif sekali dan tidak ada ciri-ciri TBC seperti batuk dan lain-lainnya.
Dokter tersebut menyarankan dilakukan test darah, mantoux, dan foto rontgen. Yang paling bikin gak kuat adalah ketika harus megangin azza untuk di suntik. Azza nangis dan berontak-rontak (maafin abi dan ummi ya azza, abi dan umi ingin azza sehat) sudah gitu dokternya harus melakukan dua kali suntikan karna suntikan pertama obatnya tidak mau masuk. Habis itu test untuk ambil darah, disini juga tidak kalah mirisnya melihat anak disuntik untuk diambil darah dan itu harus dilakukan tiga kali, karna perawatnya menyuntikannya tidak tepat dipembuluh darah sehingga darahnya tidak mengalir kesuntikannya. Sehabis test ambil darah azza di berikan mobil-mobilan sama susternya, tapi azza minta dua mobilnya (buat ade misyal satu yang Bang?. Kemudian kami pergi keruang radiographi untuk foto rontgen. Disini pun tidak beda seperti diruang-ruang sebelumnya azza nagis, karna harus difoto dua kali.
Setelah dua hari azza dan ummi kembali kerumah sakit untuk mengetahui hasil test mantoux, test darah dan hasil foto rontgen dengan dokter yang sama. Dari hasil test mantouxnya azza dinyatakan negatif, test darah juga negatif tapi hasil foto rontgen dikatakan ada flek diparu-paru dan dikasih obat puyer untuk waktu dua bulan.
Karna kami ragu dengan dokter tersebut kami tidak meminumkan azza obat tersebut dan kami mencari second opinion kedokter anak yang biasa kami kunjungi yaitu dokter anak Rianita dirumah sakit yang sama. Akhirnya dokter rianita bilang kalo kelenjar yang ada dileher bawah telinga itu akibat alergi, dan kelenjar yang ada diselah paha adalah biasa untuk anak laki yang belum disunat. Sedangkan untuk flek yang ada di paru-paru dikatakan bahwa adalah kesalahan dokter yang membaca hasil foto rontgen. setelah dokter Rianita melihat hasil foto rontgen dikatakan bahwa paru-parunya bersih.
Alhamdulillah, itulah kata yang pertama kami ucapkan ternyata azza tidak sakit TBC, sedangkan untuk berat badan dan susah makan itu adalah hal biasa untuk anak seusia azza.
Jumat, 15 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar